TERJEMAHAN.
إِذْ تَبَرَّأَ الَّذِينَ
اتُّبِعُوا مِنَ الَّذِينَ اتَّبَعُوا وَرَأَوُا الْعَذَابَ وَتَقَطَّعَتْ بِهِمُ
الأسْبَابُ
(Yaitu) ketika orang-orang yang diikuti itu berlepas diri dari
orang-orang yang mengikutinya, dan mereka melihat siksa; dan (ketika) segala
hubungan antara mereka terputus sama sekali.
(QS. Al-Baqarah 2: Ayat 166)
وَقَالَ الَّذِينَ اتَّبَعُوا لَوْ أَنَّ لَنَا كَرَّةً
فَنَتَبَرَّأَ مِنْهُمْ كَمَا تَبَرَّءُوا مِنَّا كَذَلِكَ يُرِيهِمُ اللَّهُ أَعْمَالَهُمْ حَسَرَاتٍ عَلَيْهِمْ وَمَا هُمْ
بِخَارِجِينَ مِنَ النَّارِ
Dan berkatalah orang-orang yang mengikuti: "Seandainya kami dapat
kembali (ke dunia), pasti kami akan berlepas diri dari mereka, sebagaimana
mereka berlepas diri dari kami." Demikianlah Allah memperlihatkan kepada
mereka amal perbuatannya menjadi sesalan bagi mereka; dan sekali-kali mereka
tidak akan ke luar dari api neraka.
(QS. Al-Baqarah 2: Ayat 167. )
. يَا
أَيُّهَا النَّاسُ كُلُوا مِمَّا فِي الأرْضِ حَلالا طَيِّبًا وَلا تَتَّبِعُوا
خُطُوَاتِ الشَّيْطَانِ إِنَّهُ لَكُمْ عَدُوٌّ مُبِينٌ
Hai sekalian manusia, makanlah yang halal lagi baik dari apa yang
terdapat di bumi, dan janganlah kamu mengikuti langkah-langkah setan; karena
sesungguhnya setan itu adalah musuh yang nyata bagimu.
(QS. Al-Baqarah 2: Ayat 168 )
إِنَّمَا يَأْمُرُكُمْ بِالسُّوءِ وَالْفَحْشَاءِ وَأَنْ
تَقُولُوا عَلَى اللَّهِ مَا لا تَعْلَمُونَ
Sesungguhnya setan itu hanya menyuruh kamu berbuat jahat dan keji, dan
mengatakan terhadap Allah apa yang tidak kamu ketahui.
(QS. Al-Baqarah 2: Ayat 169)
وَإِذَا قِيلَ لَهُمُ اتَّبِعُوا مَا أَنْزَلَ اللَّهُ
قَالُوا بَلْ نَتَّبِعُ مَا أَلْفَيْنَا عَلَيْهِ آبَاءَنَا أَوَلَوْ كَانَ
آبَاؤُهُمْ لا يَعْقِلُونَ شَيْئًا وَلا يَهْتَدُونَ
Dan apabila dikatakan kepada mereka: "Ikutilah apa yang telah
diturunkan Allah," mereka menjawab: "(Tidak), tetapi kami hanya
mengikuti apa yang telah kami dapati dari (perbuatan) nenek moyang kami".
"(Apakah mereka akan mengikuti juga), walaupun nenek moyang mereka itu
tidak mengetahui suatu apa pun, dan tidak mendapat petunjuk.
(QS. Al-Baqarah 2: Ayat 170)
TAFSIR AL-JALALAIN
وَمِنَ النَّاسِ مَنْ يَّتَّخِذُ مِنْ دُوْنِ اللّٰهِ
اَنْدَادًا يُّحِبُّوْنَهُمْ كَحُبِّ اللّٰهِ ۗ وَالَّذِيْنَ اٰمَنُوْۤا اَشَدُّ
حُبًّا لِّـلّٰهِ ۗ وَلَوْ يَرَى الَّذِيْنَ ظَلَمُوْۤا اِذْ يَرَوْنَ الْعَذَابَ ۙ اَنَّ
الْقُوَّةَ لِلّٰهِ جَمِيْعًا ۙ وَّاَنَّ اللّٰهَ شَدِيْدُ الْعَذَابِ
"(Dan di antara manusia ada orang-orang yang mengambil selain dari Allah
sebagai tandingan) misalnya berhala-berhala. (Mereka mencintainya) dengan
penghormatan dan ketundukan (sebagaimana mencintai Allah) maksudnya sebagaimana
mereka mencintai-Nya (sedangkan orang-orang beriman lebih kuat cintanya kepada
Allah) melebihi kecintaan kepada siapa pun, karena mereka tak hendak berpaling
daripada-Nya dalam keadaan bagaimana pun, sementara orang-orang kafir cintanya
kepada Allah itu hanyalah dalam keadaan terdesak atau terpaksa. (Dan sekiranya
kamu lihat) hai Muhammad (orang-orang yang aniaya) yang mengambil sekutu-sekutu
bagi Allah (ketika mereka melihat) atau diperlihatkan kepada mereka, dalam
bentuk aktif atau pun pasif (siksa) pastilah kamu akan menyaksikan peristiwa
besar. Sedangkan 'idz' di sini berarti 'idzaa' atau 'apabila' (bahwa
sesungguhnya) maksudnya karena sesungguhnya (kekuatan itu) kekuasaan dan
keunggulan (bagi Allah semuanya) menjadi 'hal', (dan bahwa Allah itu amat berat
siksaan-Nya). Menurut suatu qiraat dibaca 'yara' dengan titik dua di bawah,
sedang yang menjadi fa`ilnya ialah dhamir atau kata ganti dari pendengar. Ada
pula yang mengatakan 'orang-orang yang aniaya' sedangkan 'yaraa' berarti
meyakini, sementara 'anna' dan kalimat yang di belakangnya berfungsi sebagai
maf`ul awwal dan maf`ul tsani. Mengenai jawaban-jawaban 'lau' dibuang dan
artinya diperkirakan sebagai berikut: Sekiranya mereka mengetahui secara pasti
di atas dunia ini betapa kerasnya siksa Allah dan ketika bertemu dengan-Nya di
akhirat nanti kekuasaan terpegang di tangan-Nya semata, tentulah mereka tidak
akan mengambil yang lain sebagai sekutu!"
(QS. Al-Baqarah 2: Ayat 165)
اِذْ تَبَرَّاَ الَّذِيْنَ اتُّبِعُوْا مِنَ الَّذِيْنَ
اتَّبَعُوْا وَرَاَوُا الْعَذَابَ وَ تَقَطَّعَتْ بِهِمُ الْاَسْبَابُ
"(Yakni ketika) menjadi badal bagi idz yang sebelumnya (orang-orang yang
diikuti berlepas diri) maksudnya para pemimpin (dan orang-orang yang mengikuti)
maksudnya mereka menyalahkan kekeliruannya (dan) sesungguhnya (mereka melihat
siksa dan ketika terputus) `athaf atau dihubungkan pada tabarra-a (dengan
mereka) maksudnya dari mereka (segala hubungan) yang terdapat di dunia selama
ini berupa kekeluargaan dan kasih sayang."
(QS. Al-Baqarah 2: Ayat 166)
وَقَالَ الَّذِيْنَ اتَّبَعُوْا لَوْ اَنَّ لَنَا
كَرَّةً فَنَتَبَرَّاَ مِنْهُمْ كَمَا تَبَرَّءُوْا مِنَّا ۗ كَذٰلِكَ يُرِيْهِمُ
اللّٰهُ اَعْمَالَهُمْ حَسَرٰتٍ عَلَيْهِمْ ۗ وَمَا هُمْ بِخٰرِجِيْنَ مِنَ
النَّار
"(Dan berkatalah orang-orang yang mengikuti, Sekiranya kami dapat
kembali) ke dunia (tentulah kami akan berlepas diri pula dari mereka) maksudnya
dari pemimpin-pemimpin yang menjadi ikutan itu, (sebagaimana mereka berlepas
diri dari kami.) sekarang ini. 'Lau' untuk menyatakan angan-angan, sedangkan
natabarra-u menjadi jawabannya. (Demikianlah) artinya sebagaimana Allah
memperlihatkan kepada mereka sangat keras siksaan-Nya sehingga sebagian mereka
saling berlepas diri (Allah memperlihatkan amal perbuatan mereka) yang jelek
(menjadi sesalan) sebagai 'hal' (bagi mereka, dan mereka tidak akan dapat
keluar dari neraka) yakni setelah memasukinya."
(QS. Al-Baqarah 2: Ayat 167)
يٰۤاَيُّهَا النَّاسُ كُلُوْا مِمَّا فِى الْاَرْضِ حَلٰلًا
طَيِّبًا ۖ وَّلَا تَتَّبِعُوْا خُطُوٰتِ الشَّيْطٰنِ ۗ اِنَّهٗ لَـكُمْ عَدُوٌّ
مُّبِيْنٌ
"Ayat berikut ini turun tentang orang-orang yang mengharamkan sebagian
jenis unta/sawaib yang dihalalkan, (Hai sekalian manusia, makanlah yang halal
dari apa-apa yang terdapat di muka bumi) halal menjadi 'hal' (lagi baik) sifat
yang memperkuat, yang berarti enak atau lezat, (dan janganlah kamu ikuti
langkah-langkah) atau jalan-jalan (setan) dan rayuannya (sesungguhnya ia
menjadi musuh yang nyata bagimu) artinya jelas dan terang permusuhannya itu."
(QS. Al-Baqarah 2: Ayat 168)
اِنَّمَا يَأْمُرُكُمْ بِالسُّوْٓءِ وَالْفَحْشَآءِ
وَاَنْ تَقُوْلُوْا عَلَى اللّٰهِ مَا لَا تَعْلَمُوْنَ
"(Sesungguhnya setan itu hanya menyuruh kamu berbuat dosa) yakni dosa
(dan yang keji) yakni yang buruk menurut syariat (dan agar kamu mengatakan
terhadap Allah apa yang tidak kamu ketahui) misalnya mengharamkan apa yang
tidak diharamkan Allah dan selainnya."
(QS. Al-Baqarah 2: Ayat 169)
وَاِذَا قِيْلَ لَهُمُ اتَّبِعُوْا مَاۤ اَنْزَلَ اللّٰهُ
قَالُوْا بَلْ نَـتَّبِعُ مَاۤ اَلْفَيْنَا عَلَيْهِ اٰبَآءَنَا ۗ اَوَلَوْ كَانَ
اٰبَآ ؤُهُمْ لَا يَعْقِلُوْنَ شَيْئًـا وَّلَا يَهْتَدُوْنَ
"(Dan apabila dikatakan kepada mereka) kepada orang-orang kafir,
(Ikutilah apa yang telah diturunkan Allah,) berupa tauhid dan menghalalkan yang
baik-baik, (mereka menjawab,) Tidak!' (Tetapi kami hanya akan mengikuti apa
yang kami jumpai) atau dapati (dari nenek moyang kami.) berupa pemujaan
berhala, diharamkannya bahair/unta yang dipotong telinganya dan sawaib/unta
yang tidak boleh dimanfaatkan, dibiarkan lepas bebas hingga mati dengan
sendirinya. (Apakah) mereka akan mengikuti juga (walaupun mereka itu tidak
mengetahui sesuatu) mengenai urusan keagamaan (dan tidak pula beroleh petunjuk)
untuk mencapai kebenaran. Hamzah atau 'apakah' di atas untuk pengingkaran."
(QS. Al-Baqarah 2: Ayat 170)
No comments:
Post a Comment