Kali ini mizan tidak menggunakan tutur kata “abang”
Mizab “apakah kamu sudah mengabaikan malaikat karena kehadiran
iblis. Apakah kamu salah seorang yang dikatakan ustadz hasan.
Ketika diberi pilihan antara malaikat dan iblis, kemudian kamu
mengabaikan malaikat demi iblis.
Pengetahuan telah memberi jalan yang baik kepada abang tetapi kenapa
masih saja menggunakan kebodohan untuk memilih setan
Jangan katakan kamu tidak memahami keduanya, aku tahu kalau kamu
mengetahui malaikat adalah makhluk mulia yang tidak pernah disentuh dosa
dan juga kamu pasti tahu bahwa iblis adalah makhluk paling hina
dengan segala pilihanyaa untuk menjaga dosa dan mengusir kebaikan dari dirinya.
Bahkan kamu juga mengetahui bahwa semua yang buruk itu adalah
kepemilikan iblis.
Jangan pernah mengatakan
bahwa kamu tidak mengetahui tentang ini semua
aku cukup tahu tentang pemahaman abang mengenai agama, abang adalah
juara satu umum dipsantren kita, semua orang dipsantren mengakui kepintaran
yang abang miliki.”
“mizan melanjutkan perkataannya kali ini ia berkata dengan maksud
mengejek
“Oh tapi…tapi aku benar-benar gak nyangka ada orang yang telah hina
bersama setan-setannya. Dan anehnya ada orang yang tidak mengakui bahwa dirinya
pengikut syetan tapi perbuatannya telah mengungkapkan kejujuran, yaa! Memang
terkadang lidah suka memabohongi hati.”
Dan yang paling aneh itu, ada orang yang memiliki cahaya yang
sangat terang tapi tidak menggunakannya untuk menjalani kehidupannya,
terusss,,,,, gimana ya perumpamaannya.
Hmmm….
Oh gini gini, dia beli senter dengan hasil jerit payahnya, namun dia
tidak menggunakannya ketikat lampu mati, jika demikian halnya aku yakin semua
orang pasti berkata orang tersebut adalah sangat idiot
Ahmad langsung menatap mizan dengan tatapan marah namun mizan
langsung melanjutkan perkataannya.
“Aku sangat mengagumimu bang, dulu! Yaa! Dulu aku sangat-sangat
mengagumi abang, bahkan aku berubah seperti sekarang, itu semua karena abang,
karena aku sangat mengagumi abang,
Lagi-lagi mizan melanjutkan perkataannya dengan maksud mengejek.
“Dan aku sangat minta maaf bang, atas perkataanku tadi. Mungkin itu
semua karena efek dari salah penilianku terhadap abang dan karena salah
meletekkan rasa kagum kepada orang tidak tepat, yang menurutku itu akan
menginspirasi hidupku hingga masa tuaku. Yaaah Sekarang aku sangat berharap allah
menggantikan orang baru tentang itu.”
“Tidak seharusnya aku memarahimu seperti yang tadi, seharusnya aku
berterima kasih walaupun hidayah kutemukan dari kemunafikan.”
Ahmad hanya terdiam. Sepertinya ahmad telah menemukan hidayah
melalui perkataan mizan.
Mizan “Diam mengisyaratkan tidak. Baiklah besok aku akan
beres-beres barang dan juga beli oleh2, dan esoknya lagi aku pulang.”
Kali ini mizan memohon maaf pada kakak kelas kesayangannya itu
dengan penuh keikhlasan, sehingga kelembutan kata dilidah terdengar jelas
Mizan “Aku benar-benar minta maaf sama abang, aku sadar semua
perkataanku sangat menyakiti hati abang. Tapi aku benar-benar minta maaf. Aku
hampir lupa, ini ada surat dari ayah, kata ayah aku tidak boleh membacanya, dan
aku juga menjalankan perintah ayah dengan baik, aku tidak membacanya walaupun
aku penasaran atas isinya, jika abang berat menerimaku sebagai tamu atau
sebagai apapun, aku mohon terima surat ayah ini bang. Ahmad juga hanya terdiam
melihat surat itu”
Mizan menaruhnya kedalam kantong baju ahmad.
Saya harap abang membacanya. ketika ayah tahu aku ingin
bersilaturrahmi ketempat abang, ayah langsung menuliskan surat ini. Hal inilah
yang membuatku penasaran atas isinya.saya pamit dulu bang, assalamualaikum?”
Ahmad tidak begitu peduli terhadap isi surat itu, ia juga tidak
membacanya sama sekali, namun ketika ia mengingat perkataan mizan mengenai
malaikat dan iblis, ia langsung membuka amplop itu, didalamnya terdapat sebuah
surat dan juga uang seakitar 2 jutaan, ahmad tidak terlebih dahulu menghitung
uang itu, melainkan membaca isi surat dari ayah mizan.
ketika ahmad membaca surat itu, secara tidak sadar ia langsung
meneteskan air mata, ternyata selama ini mizan berubah karena terinspirasi dari
ahmad dan apa yang mizan katakan ternyata benar, bahkan telah banyak orang yang
berubah karena sifatnya yang dulu. Ahmad sangat tersentuh dengan perkataan
mizan dan ayahnya sehingga terbuka hatinya untuk kembali seperti dulu lagi.
Hidayah telah ia temukan
Ahmad tahu bahwa mizan sudah sampai kekampung halamannya, iapun
mulai menyusul kekampung itu. dan menerima tawaran ayahnya untuk dijadikan
kakak mizan,, mizan yang pulang dari kerja saat itu, sangat heran namun ia
berusaha untuk bersikap biasa, ahmadpun mengakui kesalahannya didepan mizan dan
ayahnya, dan ingin menepati janjinya yang dulu yang pernah ia ucapkan. Ahmad
yang dulunya hidup seebatang kara telah memiliki keluarga baru.
No comments:
Post a Comment