Mengabaikan Malaikat Karena Kehadiran Iblis
Oleh Sri Ulfah Hasibuan
Sudah mengetahui,
tapi perbuatan masih saja bertolak belakang dengan pengetahuan, terkadang,
pengetahuan tidak mampu menghentikan yang buruk dan menjalankan yang baik.
Kesadaranlah yang mampu mengusai perbuatan dan menjalankan pengetahuan. Padakenyataannya Kesadaran sangat jarang
dicari sehingga nafsu selalu membantah pengetahuan,
Ya… memang itu terkadang, tapi bagaimana jika nikmat yang baik,
telah diganti dengan nikmat yang buruk, akibat dari pengabdian diri seseorang
terhadaap keburukan, allahua’alam.
“Keindahan ilmu
seseorang terkadang ternodai karena nafsu dan anehnya ada saja manusia yang mau
diperbudak nafsu, Entah apa yang membuatnya berubah, apakah itu atas dasar
keinginan sendiri atau karena faktor lingkungan, Tapi pastinya, yang mengontrol
geraknya adalah dirinya sendiri”
Ahmad salah
seorang yang menjadi korban nafsunya sendiri sehingga ia terjerumus kepada
perbuatan yang mudhrat bagi dirinya sendiri dan juga bagi agamanya sendiri. Ahmad
adalah abang kelas mizan yang sangat dekat denga mizan ketika masih dipsantren . melihat perubahan pada ahmad mizan
sangat terkejut dan juga heran atas apa yang dilihatnya pada diri ahmad.
Setelah sekian
lama tamat dari pesantren, mizaan selalu ingin bertemu dengan abang kelasnya
yang ia kagumi dulu, berkali-kali mizan meminta alamat ahmad pada tarmiji-sahabatnya,
tapi entah kenapa miji selalu mengalihkan pembicaraan ketika mizan memintanya.
Memberi alamat rumah seseorang bukanlah hal yang sulit. Namun pada akhirnya
mizan berhasil membujuk miji sehingga alamat itupun ia dapatkan
Setelah mizan
mendapat alamat itu, ia langsung berangkat dari kampung halamannya “sibuhuan”
menuju kota “jakarta” untuk mencari
alamat yang telah diberi sahabatnya yaitu teman satu kampung ahmad.
Mizan meliahat
seorang laki-laki yang sangat mirip dengan ahmad, dalam hati-hati bertanya itu
bang ahmad atau bukan, tapi..kok beda ya. Ah sudahlah kupanggil saja, kalau
memang dia, pasti dia nyahut.
“Bang
ahmad…bang ahmad….”
terdengar suara
seseorang memanggil nama ahmad, suaranya tegas tapi lembut. Ahmad langsung
melihat kebelakangan, ahmad sangat terkejut, orang yang memanggil namanya
ternyata adek kelasnya disekolah.
“Hai brooo, mizan dah lama kita tak jumpa, baguslah kita jumpa sekarang, gimana kabar kamu?.”
“oh..A..alhamdulillah baik, oh abang
sendiri gimana ka..kabarnya”
Mizan sangat heran dengan pakaian dan tingkah ahmad, ahmad yang ia
kenal dulu bukan ahmad yang ia kenal sekarang
“Hei bro, kok kamu gugup ngomong sama saya, sekarang ini kita bukan disekolah, jadi ngapain
takut sama saya, aku tidak
akan menghukummu seperti dulu lagi dan tak akan menegur kesalahanmu ini adalah
alam bebas jadi berbuatlah sesuka. Hmm maksudnya…ah sudahlah
Mizan “ini memang
betul bang ahmad”
Ahmad “Aneh pertanyaanmu zan, ya jelaslah ini saya baru 2 tahun gak
jumpa dah lupa sama muka saya”
mizan“bukan lupa bang, aku Cuma heran saja sama abang, sangat beda
dengan yang dulu. Ternyata abang sangat mudah dipengaruhi.
Ahmad “maksudmu apa zan?
Melihat perubahan yang buruk pada ahmad membuat mizan marah pada
ahmad
Mizan “apakah abang lupa terhadap semua janjimu bahwa abang tak
akan pernah meninggalkan kebaikan yang pernah dikerjakan, bahkan menjanjikan
untuk menambahkannya secara berangsur-angsur sesuai dengan perjalanan waktu. dan
aku juga tidak lupa terhadap janji abang mengenai perbuatan yang buruk, bahwa
abang, akan selalu menjauhinya bahkan tidak akan mengerjakan perbuatan yang
belum pernah dilakukan, melainkan untuk mengurangi perbuatan buruk yang pernah
dilakukan” mizan berbicara dengan nada pelan walaupun hatinya marah
ahmad“hah…mizan sudahlah, masa lalu tidak perlu diingat-ingat
lupakan saja.” dengan nada santai
mizan “masa lalu bukan untuk dilupakan bang! tapi untuk dijadikan
pelajaran masa sekarang dan masa depan, juga timbangan atas kebaikan yang dulu
apakah sekarang berkurang ataukan bertambah, dan juga menjadi timbangan atas kesalahan yang
pernah diperbuat dimasa lalu, apakah
bertambah atau sebaliknya”
Ahmad“Mizan apakah kamu tidak tahu
bahwa hati manusia itu akan berubah-ubah, dan jika hati sudah berubah, maka
perkataan yang lalu tidak akan berlaku bagi seseorang”
Mizan “Ternyata abang bukan hanya melupakan ilmu-ilmu agama, tapi
juga melupakan sebuah pelajaran, yang datangnya bukan hanya dari agama, tapi
ilmu umum semua orang mengakuinya bahwa janji harus ditepati”
ahmad “Bagaimana aku bisa menepatinya sedang hatiku tidak disana
lagi, lagian jika hatiku disana aku pasti akan menepatinya, kau ini aneh zan”
Mizan “Aku tidak tahu aku yang aneh atau abang, Janji bukan soal
keadaan hati, tapi janji adalah tentang menepati, janji tidak pernah peduli
keadaan hati. Dan lagi pula ini adalah janji baik bukan janji buruk, jika
seandainya ini janji buruk, tinggalkan saja.”
Ahmad hanya terdiam dengan waajah cueknya dan juga memalingkan
wajahnya dari mizan. Tiba-tiba suara azan berkumandang.
“Bg, allah telah
memanggil kita, mari kita sholat.”mizan
“Duluan saja aku
sholat dirumah.”ahmad
“Bukan sebaiknya
kita sholat dimesjid.?”mizan
Ahmad langsung pergi tanpa menghiraukan perkataan dan ajakan mizan.
Keesokan harinya mizan menemui ahmad, mizan mencoba memberi nasehat
kepada ahmad, bahkan mizan memohon dengan sepenuh hati.
mizan“Bang! abang harus meninggalkan kehidupan ini, ini bukan
kehidupan abang, kehidupan abang kehidupan yang dulu”
ahmad“Ini adalah kehidupanku zan, jadi tolong jangan menasehatiku,
tidak ada gunanya karena, aku tak akan berubah, aku lebih nyaman dengan ini”
mizan“gak…gak..aku gak yakin abang nyaman disini, kalaupun memang
nyaman dengannya, itu hanyalah tipu daya bang, segera abang meninggalkan
kehidupan ini, sebelum abang terjerumus kepada perzinaan dan dosa besar lainnya
Mizan sangat memelas kepada ahmad agar ahmad berubah seperti yang
dulu, tetapi ahmad tidak menghiraukannya bahkan ahmad memarahi mizan dan
mengatakan kepada mizan semua tentang dirinya, bahwa dia telah memasuki dosa
besar seperti mencuri bahkan telah berkali-kali ia lakukan. Setelah mengetahui
hal itu,mizan benar-benar marah sehingga mizan berkata “sangat bodoh” mendengar
ucapan itu ahmad langsung menampar wajah mizan dan mengatakan supaya mizan gak
usah menasehatinya dan ia pun langsung pergi
Mengapa abng menampar wajahku…..mizan teriak.
Mizan”Apa yang kukatakan adalah apa yang kulihat abang memang
betul-betul sangat bodoh, mengetahui semua perbuatan ini adalah dosa tetapi
masi saja abang berdiam diri didalamnya….”
“mengabaikan malaikat hanya karena kehadiran iblis” mizan
meneriakkan perkataan itu
Ahmad langsung berhenti, seolah kata itu menghentikan langkah
kakinya. Mizan mengambil kesempatan ini dengan mendekatinya dan mengulangi
perkataan yang sama
.
No comments:
Post a Comment